Category Archives: Berita

Kemendikdasmen dan SEAMEO Finalisasi Peta Jalan Pendidikan dan Pengasuhan Anak Usia Dini di ASEAN

Siaran Pers
Nomor: 218/sipers/A6/V/2025

Jakarta, 15 Mei 2025 – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah bersama Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) menginisiasi penyusunan Peta Jalan Pendidikan dan Pengasuhan Anak Usia Dini di Asia Tenggara (Roadmap for Early Childhood Care and Education/ECCE in Southeast Asia) yang merupakan kerangka strategis untuk memperkuat sistem pendidikan dan pengasuhan anak usia dini di kawasan ASEAN.

Peta jalan ini merupakan sebuah inisiatif yang sangat penting, karena menyangkut masa depan anak-anak usia dini di kawasan Asia Tenggara. Anak-anak adalah fondasi masa depan bangsa, sehingga kualitas intervensi yang diberikan pada usia dini akan menentukan arah pembangunan sumber daya manusia ke depannya. Penyusunan peta jalan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan Southeast Asia Policy Dialogue on Early Childhood Care and Education (SEA PD on ECCE) yang disepakati 11 menteri pendidikan negara anggota ASEAN pada tahun 2023 lalu di Jakarta.

“Secara khusus, kami akan fokus pada penguatan aspek digitalisasi pembelajaran di pendidikan anak usia dini, serta integrasinya dengan sistem pendanaan yang ada, seperti Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) PAUD. Hal ini penting agar layanan PAUD dapat menjangkau lebih banyak anak dan dilakukan secara efektif,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Gogot Suharwoto, dalam Diskusi Kelompok Terpumpun Finalisasi Peta Jalan Pendidikan dan Pengasuhan Anak Usia Dini di Asia Tenggara di Jakarta, Kamis (15/5).

Dirjen Gogot juga menekankan bahwa peta jalan ini tidak boleh hanya menjadi dokumen formalitas atau simbolis belaka, melainkan harus menjadi acuan nyata bagi seluruh program-program yang dikembangkan di lingkungan Kemendikdasmen. “Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa setiap inisiatif yang diluncurkan tidak berjalan secara parsial, melainkan terintegrasi dalam satu kerangka yang utuh dan saling mendukung,” tambahnya.

Untuk itu, Gogot menyoroti pentingnya dukungan agar indikator-indikator yang tertuang dalam peta jalan ini bersifat konkret, terukur, dan dapat dipantau secara rutin. “Dengan pelaporan yang transparan dan berbasis data, kita dapat menunjukkan posisi Indonesia sebagai pemimpin inisiatif ini di ASEAN, sekaligus memastikan bahwa implementasinya berdampak nyata di lapangan,” ucap Gogot.

“Pendekatan yang diadopsi dalam peta jalan ini juga sejalan dengan program-program strategis SEAMEO, khususnya tujuh area strategis yang sangat relevan. Kami di direktorat jenderal siap mendukung dari sisi penyediaan data, teknologi, serta fasilitasi koordinasi lintas sektor yang diperlukan dalam pelaksanaan kebijakan ini,” imbuh Gogot.

Peningkatan Kualitas Layanan PAUD ASEAN

Dokumen peta jalan ini merupakan hasil sinergi dan kolaborasi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Sekretariat ASEAN yang bekerja sama dengan lembaga regional seperti SEAMEO (Southeast Asian Ministers of Education Organization), serta sejumah organisasi global seperti UNESCO, UNICEF, dan mitra nasional.

“Peta Jalan Pendidikan dan Pengasuhan Anak Usia Dini di ASEAN merupakan dokumen untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak usia dini di kawasan Asia Tenggara. Tujuan pembuatan peta jalan ini untuk meningkatkan akses dan kualitas PAUD di kawasan ASEAN melalui perencanaan, pemantauan, dan evaluasi yang tepat,” ujar Direktur SEAMEO CECCEP, Vina Indriyani.

Disampaikan oleh Vina bahwa fokus yang dikembangkan melalui peta jalan ini adalah penyediaan pendidikan anak usia dini berkualitas yang inklusif, dengan proses transisi PAUD ke sekolah dasar yang menyenangkan, adanya kolaborasi ekosistem PAUD, termasuk sekolah, pemerintah daerah, guru, orang tua, dan masyarakat.

Pengembangan peta jalan ini dilakukan dengan melibatkan para ahli dan praktisi pendidikan anak usia dini dari berbagai negara anggota. Implementasi peta jalan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan PAUD di kawasan ASEAN, serta mempercepat transformasi PAUD di ASEAN yang memiliki keberagaman mutu dan layanan.

Lanjutan dari SEA PD on ECCE

Direktur Pendidikan Anak Usia Dini, Nia Nurhasanah, mengatakan bahwa penyusunan Peta Jalan Pendidikan dan Pengasuhan Anak Usia Dini ini merupakan kelanjutan dari kegiatan Southeast Asia Policy Dialogue on Early Childhood Care and Education (SEA PD on ECCE) yang diselenggarakan pada tahun 2023 lalu.

SEA PD menjadi momen bersejarah lahirnya deklarasi pertama mengenai pendidikan anak usia dini di kawasan Asia Tenggara, di bawah kepemimpinan Indonesia dalam ASEAN. Deklarasi ini dituangkan dan disepakati oleh para pemimpin negara ASEAN melalui ASEAN Leaders’ Declaration on ECCE pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN 2023 lalu.

Sebagai bentuk kepercayaan, Sekretariat ASEAN telah memberikan mandat kepada Indonesia untuk memimpin penyusunan peta jalan ini, yang dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, khususnya Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah.

“Peta jalan ini diharapkan selaras dengan ASEAN Leaders’ Declaration on Early Childhood Care and Education (ECCE) 2023, serta menjadi panduan strategis yang dapat memperkuat kerja sama kawasan dalam mewujudkan layanan pendidikan dan pengasuhan anak usia dini yang inklusif, berkualitas, dan berkelanjutan,” ujar Nia.

Direktorat PAUD berharap kebijakan pemerintah Indonesia di bidang PAUD dapat semakin direkognisi di tingkat regional dan menjadi patokan bagi negara-negara Asia Tenggara dalam menyusun dan mengembangkan kebijakan serupa di negaranya masing-masing.

“Perlu kami sampaikan pula bahwa beberapa kebijakan nasional telah sejalan dengan amanat ASEAN Leaders’ Declaration dan menjadi landasan penting dalam penyusunan peta jalan ini. Salah satu di antaranya adalah kebijakan wajib belajar satu tahun prasekolah, yang saat ini sedang dalam proses finalisasi grand design-nya oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah,” urai Nia.

Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah

Laman:
X: x.com/Kemdikdasmen
Instagram: instagram.com/kemendikdasmen
Facebook: facebook.com/kemendikdasmen
YouTube: KEMDIKDASMEN
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.dikdasmen.go.id
Siaran Pers Kemendikdasmen: dikdasmen.go.id/pencarian/siaran-pers

#PendidikanBermutuUntukSemua
#KemendikdasmenRamah

Dorong Kemampuan Berpikir Kritis Anak Usia Dini, Kemendikdasmen Gelar Program Aksi Ilmuan Cilik

Siaran Pers
Nomor: 156/sipers/A6/IV/2025

Jakarta, 15 April 2025 – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menggelar webinar bertajuk “Aksi Ilmuwan Cilik: Membangun Kemampuan Berpikir Ilmiah pada Anak Usia Dini melalui Kegiatan Bermain yang Menggembirakan” pada Selasa (15/4).

Kegiatan ini menjadi bagian dari menyemarakkan Hari Anak Nasional 2025 dan bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir ilmiah pada anak usia dini melalui kegiatan bermain yang menggembirakan, sekaligus menumbuhkan minat dan bakat anak dalam bidang Sains, Technology, Engineering, Art, Mathematics (STEAM) sehingga mendukung kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTs) anak usia dini.

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen), Gogot Suharwoto, pada kesempatan ini menekankan bahwa tiga tiga kunci yang perlu dijadikan acuan di dalam mempraktikkan pembelajaran mendalam (deep learning), yakni pembelajaran yang menggembirakan (joyful), bermakna (meaningful), dan penuh perhatian (mindful) agar para siswa dapat belajar secara optimal sesuai dengan perkembangan psikologis dan minatnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bagaimana cara menumbuhkan kemampuan berpikir kritis pada anak-anak usia dini dengan tetap memperhatikan fitrah anak-anak yang suka bermain. Ia mengingatkan agar setiap kegiatan yang dirancang harus sesuai dengan bakat, potensi, minat, serta perkembangan psikologis anak-anak.

“Secanggih apa pun yang akan kita rancang untuk anak-anak, terutama anak PAUD, harus dipastikan sesuai dengan bakat, potensi, dan minat mereka serta perkembangan psikologis anak-anak kita,” tegasnya melalui YouTube PAUDPEDIA, Selasa (15/4).

Webinar ini turut dihadiri oleh Direktur Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Nia Nurhasanah; Kepala Satuan TK Haraki Pre-School, Eka Nurmala Annisa; serta Dosen Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Jakarta (PGPAUD UNJ), Azizah Muis.

Direktur PAUD, Nia Nurhasanah, menyampaikan bahwa anak usia dini memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan perlu terus diasah menjadi karakter hingga dewasa. Pendekatan sains dilakukan melalui proses mengamati objek, mencari tahu, dan menyampaikan pendapat berdasarkan pemikiran anak yang mana perlu diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. hingga dapat menumbuhkan karakter ilmuwan cilik pada anak-anak.

Ilmuwan cilik perlu dikembangkan karena dapat menanamkan pemikiran inovatif sejak dini yang dapat menjadi dasar bagi pengembangan kapasitas inovasi dan juga teknologi pada masa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkenalkan konsep-konsep sains dan teknologi secara sederhana.

“Pengenalan sains pada anak usia dini bukan semata-mata mempelajari konten, tetapi juga menumbuhkan sikap kritis, rasa ingin tahu, ketelitian, eksplorasi, serta berpikir teratur dan sistematis melalui eksperimen yang menyenangkan,” ujar Nia Nurhasanah.

Dengan pendekatan yang menyenangkan dan berbasis eksperimen, anak-anak dibantu menjadi calon inovator yang siap berkontribusi pada kemajuan bangsa. Program ini diharapkan tidak hanya mendukung perkembangan kognitif anak, tetapi juga membentuk karakter dan kesadaran global mereka sejak dini.

Dalam paparannya, Eka Nurmala Annisa menjelaskan bahwa anak usia dini memiliki rasa ingin tahu alami yang perlu terus dikembangkan. Kegiatan pembelajaran harus dirancang dengan pendekatan sains, di mana anak-anak mengamati objek, mencari tahu, dan membuat pendapat berdasarkan pemikiran mereka sendiri. Proses ini tidak hanya menumbuhkan karakter ilmuwan cilik, tetapi juga sikap ilmiah seperti berpikir kritis, teliti, dan eksploratif.

Azizah Muis mengajak pendidik untuk mendokumentasikan praktik pembelajaran, baik dalam bentuk video maupun modul ajar yang sesuai dengan tema utama “Cintai Bumi Demi Masa Depan Indonesia Emas”. Setiap satuan PAUD hanya boleh mengirimkan satu karya yang melibatkan peserta didik usia 3–6 tahun dan dilakukan minimal dalam 5 kali pertemuan. Karya yang dikirim harus orisinal, didukung dokumen administratif seperti surat pernyataan, persetujuan orang tua, dan identitas satuan PAUD. Pengumpulan karya dilakukan pada 5–24 Mei 2025, lalu hasil yang terpilih akan mendapatkan penghargaan serta didaftarkan hak ciptanya oleh kementerian.

Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah

Laman:
X: x.com/Kemdikdasmen
Instagram: instagram.com/kemendikdasmen
Facebook: facebook.com/kemendikdasmen
YouTube: KEMDIKDASMEN
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.dikdasmen.go.id
Siaran Pers Kemendikdasmen: dikdasmen.go.id/pencarian/siaran-pers

#PendidikanBermutuUntukSemua
#KemendikdasmenRamah